Rute dan Harga Tiket Masuk Bukit Teletubis Jogja

Rute dan Harga Tiket Masuk Bukit Teletubis Jogja, Lengkap dengan Tips & Pengalaman – Rute dan Harga Tiket Masuk Bukit Teletubis adalah dua hal pertama yang biasanya dicari wisatawan sebelum berangkat ke Sleman, Yogyakarta.

Bukit hijau dengan deretan rumah dome unik ini bukan cuma fotogenik, tapi juga sarat cerita tentang bangkitnya warga setelah gempa besar 2006. Tempat ini cocok buat kamu yang ingin liburan singkat, murah, tapi tetap berkesan.

Bukit Teletubis Jogja berada di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya cukup strategis karena berada di kawasan wisata favorit Jogja timur, dekat dengan Candi Ijo dan Tebing Breksi, sehingga bisa kamu rangkai jadi satu jalur trip.

Sekilas Tentang Bukit Teletubis Jogja

Bukit Teletubis sebenarnya adalah kawasan perbukitan hijau yang dipadukan dengan komplek rumah dome milik warga yang bentuknya mirip rumah Teletubbies di TV. Rumah-rumah berkubah ini dibangun sebagai hunian tahan gempa untuk para korban gempa Jogja 2006, lalu berkembang menjadi desa wisata yang ikonik.

Dari atas bukit, kamu bisa melihat hamparan hijau perkampungan dome Nglepen dan lanskap Sleman yang tenang. Suasananya jauh dari hiruk pikuk kota, anginnya sejuk, dan pas sekali untuk sekadar duduk santai di gardu pandang atau berburu foto golden hour.

Lokasi & Akses Menuju Bukit Teletubis

Secara administratif, alamat Bukit Teletubis ada di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman. Jaraknya sekitar 20–21 km dari pusat Kota Yogyakarta, dengan waktu tempuh kurang lebih 45–60 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Akses jalan menuju desa sudah cukup baik, didominasi aspal dan sebagian tanjakan ke arah bukit yang agak menukik. Untuk sampai ke puncak bukit, sebagian pengunjung memilih jalan kaki dari area parkir utama, sebagian lagi naik motor pelan-pelan sambil menikmati pemandangan.

Rute dari Pusat Kota Jogja via Jalan Solo – Prambanan

Rute paling mudah untuk pemula adalah lewat jalur utama Jogja–Solo. Dari Malioboro atau pusat kota, kamu bisa mengambil arah ke Jalan Mangkubumi, lanjut ke Jalan Sudirman, lalu masuk ke Jalan Laksda Adisucipto yang tersambung dengan Jalan Raya Solo.

Setibanya di kawasan Prambanan, belok ke arah Desa Sumberharjo mengikuti papan petunjuk menuju Dusun Nglepen. Dari sini kamu tinggal mengikuti petunjuk “Desa Wisata Rumah Domes / Bukit Teletubbies”, hingga akhirnya tiba di area parkir dan gerbang wisata.

Rute Alternatif via Piyungan – Jlatren

Kalau kamu berangkat dari area selatan kota, bisa ambil rute Jalan Sultan Agung – Kusumanegara – lanjut ke arah Jalan Jogja–Wonosari. Setibanya di pertigaan Piyungan, belok kiri ke arah Prambanan, kemudian terus sampai perempatan Jlatren dan belok kanan. Selanjutnya ikuti saja papan petunjuk menuju Bukit Teletubis sampai tiba di lokasi.

Rute ini terasa lebih “pedesaan” dengan view sawah dan perkampungan. Cocok untuk kamu yang sekalian ingin merasakan suasana luar kota Jogja sebelum naik ke bukit.

Tips Berkendara ke Lokasi

Jalan menuju puncak bukit cenderung menanjak dan agak sempit di beberapa titik. Pastikan rem kendaraan dalam kondisi baik dan hindari ngebut, apalagi saat musim hujan ketika jalan bisa licin. Kalau ragu naik motor sampai atas, kamu bisa parkir di area bawah lalu melanjutkan dengan jalan kaki sekitar 5–10 menit.

Harga Tiket Masuk Bukit Teletubis & Biaya Lainnya

Untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bukit Teletubis Jogja, tiket masuknya sangat ramah di kantong. Informasi terkini dari beberapa sumber lokal menyebutkan tiket masuk sekitar Rp10.000 per orang, belum termasuk parkir.

Perlu kamu tahu, dulu tiket masuk ke kawasan ini sempat hanya Rp3.000–5.000 per orang, dan bahkan ada masa di mana kontribusi masih berupa “seikhlasnya”. Seiring berkembangnya fasilitas dan pengelolaan desa wisata, harga tiket wajar jika menyesuaikan, jadi anggap saja sebagai dukungan langsung untuk warga setempat.

Untuk parkir, biasanya dikenakan biaya terpisah sekitar Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil, tergantung kebijakan pengelola dan hari kunjungan. Harga-harga ini bisa berubah sewaktu-waktu, jadi ada baiknya kamu siapkan uang lebih dan cek info terbaru sebelum berangkat.

Jam Buka & Waktu Terbaik Berkunjung

Secara umum, Bukit Teletubis Jogja buka setiap hari dari pukul 07.00 sampai 18.00 WIB. Di hari libur atau akhir pekan, suasana biasanya lebih ramai oleh rombongan keluarga, komunitas foto, dan pelancong dari luar kota.

Waktu terbaik untuk datang adalah pagi hari sekitar jam 07.00–09.00 atau sore hari menjelang matahari terbenam. Di dua rentang waktu ini, udara lebih sejuk, cahaya lebih lembut untuk foto, dan kamu bisa menikmati pemandangan bukit hijau tanpa harus terlalu kepanasan.

Daya Tarik Bukit Teletubis Jogja

Kombinasi Bukit Hijau dan Rumah Dome Ikonik

Daya tarik utama Bukit Teletubis adalah kombinasi unik antara lanskap perbukitan dan deretan rumah dome yang warna-warni. Dari gardu pandang di atas bukit, kamu akan melihat pola perkampungan dome berbentuk setengah bola yang tertata rapi, dikelilingi hamparan rerumputan hijau.

Beberapa rumah dome dicat dengan warna cerah seperti pastel biru, hijau, atau pink, membuat suasana terasa seperti “dunia kartun” tapi versi nyata. Di beberapa rumah, warga mengizinkan pengunjung masuk untuk melihat bagian dalam rumah dome dan berfoto seperlunya.

Spot Foto “Bukit Teletubbies” & Gardu Pandang

Di area bukit kamu akan menemukan tulisan raksasa “Bukit Teletubbies” yang jadi spot foto wajib. Lokasinya menghadap ke hamparan perkampungan dome, jadi sekali jepret kamu bisa mendapatkan kombinasi tulisan, bukit, dan rumah unik dalam satu frame.

Selain itu, ada beberapa gardu pandang sederhana dan gazebo yang bisa kamu gunakan untuk duduk santai. Dari sini, pemandangan pagi berkabut atau sore keemasan jadi momen favorit banyak pengunjung yang hobi hunting foto.

Wahana Anak & Aktivitas Santai

Bukit Teletubis termasuk ramah keluarga karena ada berbagai permainan sederhana untuk anak. Beberapa di antaranya adalah ayunan, hammock, sepeda tandem, dan kadang ada kereta mini atau odong-odong yang beroperasi di area desa.

Kamu bisa menghabiskan waktu dengan berjalan santai mengelilingi bukit, berhenti di beberapa titik foto, lalu turun ke area perkampungan dome. Untuk yang suka foto konsep, tempat ini cocok untuk prewedding sederhana, foto keluarga, atau sekadar update feed Instagram.

Fasilitas, Penginapan, & Kuliner di Sekitar Bukit Teletubis

Fasilitas di Area Wisata

Sebagai desa wisata yang sudah cukup lama berjalan, fasilitas di Bukit Teletubis terbilang memadai. Ada area parkir, musala, toilet, gazebo, spot foto, panggung kecil, dan beberapa warung milik warga yang menjual makanan ringan, mi instan, kopi, dan minuman hangat.

Di perkampungan dome sendiri, beberapa rumah difungsikan sebagai fasilitas umum seperti aula, klinik kecil, dan tempat berkumpul warga. Suasananya bersih dan tertata, jadi kamu bisa nyaman berlama-lama tanpa merasa “nyasar” di kampung orang.

Penginapan Terdekat

Jika ingin menginap dekat Bukit Teletubis, kamu punya dua pilihan. Pertama, mencari homestay sederhana di sekitar Prambanan atau Sumberharjo yang dikelola warga, cocok untuk pengalaman lokal dan lebih hemat. Kedua, kamu bisa memilih hotel atau guest house di area kota Jogja lalu ke Bukit Teletubis sebagai trip harian.

Beberapa warga juga kadang membuka kesempatan menginap di rumah dome tertentu yang disewakan, terutama untuk rombongan kecil. Biasanya informasi seperti ini bisa kamu gali langsung di lokasi atau melalui pengelola desa wisata setempat.

Kuliner & Makanan Khas di Sekitar Lokasi

Untuk urusan makan berat, kamu bisa turun ke area Prambanan atau jalan pulang ke kota lewat rute yang melewati banyak warung dan rumah makan. Di sana kamu bisa menemukan kuliner khas Jogja seperti gudeg, bakmi Jawa, sate klathak, atau sekadar angkringan untuk santap malam.

Di sekitar desa, beberapa warung warga menjual camilan sederhana seperti cilok, tahu goreng, mie rebus, dan kopi hitam. Rasanya mungkin tidak “viral”, tapi justru inilah yang sering membuat pengalaman di desa wisata terasa hangat dan personal.

Cerita Suasana ala Pengalaman Langsung

Bayangkan datang pagi-pagi saat kabut masih menggantung di atas rumah-rumah dome. Di kejauhan, terdengar suara anak-anak tertawa bermain di ayunan, sementara seorang bapak penjual cilok mendorong gerobaknya pelan melewati deretan dome warna-warni. Udara masih dingin, tapi aroma kopi dari warung kecil di sudut kampung membuatmu betah duduk sebentar.

Saat kamu naik perlahan ke bukit, rumput yang sedikit basah menyentuh ujung sepatu dan angin tipis berembus dari arah perbukitan. Di puncak, seorang ibu warga lokal menyapa ramah, menanyakan dari mana asalmu dan menawarkan bantuan memotret.

Tanpa sadar kamu menghabiskan beberapa menit hanya untuk berdiri diam, memandangi perpaduan hijau bukit dan putihnya dome yang tampak seperti cerita “bangkit lagi” setelah bencana.

Tips Wisata Hemat & Nyaman ke Bukit Teletubis

Pertama, usahakan datang bukan di jam terlalu siang agar tidak kepanasan dan foto-foto kamu punya cahaya yang lembut. Pagi hari di weekday biasanya lebih sepi, jadi kamu bisa leluasa mencari angle terbaik tanpa banyak “fotobomber” di belakangmu.

Kedua, siapkan uang tunai pecahan kecil untuk tiket masuk, parkir, dan jajan di warung warga. Jangan terlalu mengandalkan pembayaran non-tunai, karena tidak semua pedagang menyediakan metode pembayaran digital.

Ketiga, pakailah alas kaki yang nyaman dan anti selip, terutama jika kamu berencana naik sampai puncak bukit. Bawa topi atau payung lipat, dan jangan lupa sunblock kalau datang di musim kemarau, karena area bukit cukup terbuka dan minim pepohonan tinggi.

Kesimpulan

Rute dan Harga Tiket Masuk Bukit Teletubis Jogja bisa dibilang sangat bersahabat untuk semua kalangan, dari keluarga, rombongan sekolah, sampai backpacker low budget.

Aksesnya mudah dari pusat kota, tiket terjangkau, fasilitas cukup lengkap, dan yang paling penting: tempat ini menawarkan pengalaman berbeda lewat perpaduan bukit hijau dan kisah rumah dome pasca gempa.

Kalau kamu sedang merencanakan liburan ke Yogyakarta dan ingin sesuatu yang lebih “tenang tapi tetap fotogenik”, masukkan Bukit Teletubis dalam itinerary-mu.

Datanglah dengan hati ringan, nikmati pemandangan dari puncak bukit, sapa warga dengan ramah, dan pulang membawa foto-foto serta cerita yang layak dibagikan.

This website uses cookies.