
Rute & Harga Tiket Masuk Pantai Srau Pacitan Jalur Termudah, HTM, Parkir, Fasilitas & Tips – Rute dan Harga Tiket Masuk Pantai Srau Pacitan adalah dua hal yang paling sering dicari traveler sebelum berangkat.
Pantai ini terkenal dengan pasir putih, air bening, serta gugusan karang yang membingkai tiga teluk cantik dalam satu kawasan. Lokasinya berada di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, sekitar 45–60 menit dari pusat Kota Pacitan bila berkendara santai.
Selain panorama biru toska di siang hari, area ini juga populer untuk berburu sunrise dan sunset.
Pantai Srau kerap dibagi menjadi tiga area: Srau 1, Srau 2, dan Srau 3. Masing-masing punya karakter berbeda—ada yang lebih landai untuk piknik, ada pula yang dihiasi batu karang besar sebagai latar foto.
Ombak selatan cenderung kuat pada musim tertentu, sehingga aktivitas bermain air sebaiknya tetap memperhatikan batas aman. Di tepi pantai tersedia warung sederhana, toilet bilas, dan area parkir yang tertata.
HTM (perkiraan): Rp5.000 (anak) – Rp10.000 (dewasa).
Parkir: ±Rp2.000 (motor) dan ±Rp5.000 (mobil).
Jam buka: 24 jam setiap hari.
Kebijakan lapangan dapat berubah sewaktu-waktu, terutama saat akhir pekan atau libur panjang. Jika berencana camping, siapkan uang tambahan untuk kebersihan/penitipan bila diminta pengelola setempat.
Arahkan kendaraan ke koridor wisata selatan (jalur Teleng Ria), kemudian ikuti petunjuk menuju Desa Dadapan—biasanya ada papan arah “Srau”. Dari sini, jalan mulai menyempit, tetapi sudah beraspal. Kecepatan ideal 30–40 km/jam karena medan naik-turun dan berkelok.
Masuk jalur Wonogiri → Pacitan. Setelah memasuki wilayah Pacitan, ikuti penunjuk Pasar Ngadirejan → Dilem → ambil arah kiri menuju Srau. Ini rute favorit pengendara dari Jawa Tengah karena arusnya relatif jelas dan banyak tempat isi BBM di sepanjang jalan utama.
Ambil rute Ponorogo → Pacitan, lanjutkan ke koridor Teleng Ria → Dadapan → Srau. Perhatikan turunan panjang khas selatan Pacitan; gunakan gigi rendah untuk membantu pengereman, terutama saat membawa penumpang penuh.
Berangkat pagi (06.00–08.00) agar dapat cahaya terbaik dan jalan lebih lengang.
Isi BBM di kota/kecamatan terakhir sebelum masuk desa wisata.
Simpan peta offline di aplikasi navigasi untuk jaga-jaga sinyal menurun.
Saat hujan, waspadai daun dan pasir di tikungan yang bisa licin.
Srau 1: Karang besar dan view dramatis—keren untuk foto golden hour.
Srau 2: Garis pantai agak landai, cocok untuk keluarga dan piknik santai.
Srau 3: Lebih tenang; favorit menikmati senja dan mendengar debur ombak tanpa banyak gangguan.
Camping: Banyak pengunjung datang sore hari, mendirikan tenda, lalu mengejar sunrise. Bawa perlengkapan sendiri dan minta izin pengelola/penjaga.
Berburu foto: Batu karang dan warna laut kontras sangat fotogenik. Pagi menghasilkan biru terang; sore memberi warna emas.
Main air & jalan kaki: Pilih area berpasir yang landai. Tetap waspada rip current dan ombak tiba-tiba.
Kuliner tepi pantai: Warung lokal menjual kopi, mi, gorengan, hingga kelapa muda—teman paling pas setelah bermain di pasir.
Surfing (berpengalaman): Pada musim tertentu ombak menantang; peralatan sebaiknya bawa sendiri, dan jangan memaksa saat kondisi tidak mendukung.
Pilihan penginapan sederhana tersedia di sekitar kawasan wisata selatan Pacitan (koridor Srau–Watukarung–Klayar). Untuk opsi lebih variatif, Anda bisa menginap di pusat kota lalu day trip ke Srau.
Saat kembali ke kota, sempatkan mencicipi kuliner tahu tuna khas Pacitan, ikan bakar segar, atau camilan sale pisang untuk oleh-oleh.
Tiket masuk: Rp10.000 (dewasa).
Parkir: Rp5.000 (mobil) atau Rp2.000 (motor).
Makan/minum di warung: Rp20.000–40.000 per orang.
Sewa tambahan (opsional): tikar/sumber air bilas.
Bahan bakar: menyesuaikan jarak.
Total realistis untuk 2 orang dengan kendaraan pribadi bisa di kisaran Rp100.000–200.000, tergantung gaya jalan dan kebutuhan.
Pagi (06.00–09.00): Cahaya lembut, langit cerah, warna laut maksimal.
Sore (15.30–18.00): Suhu lebih teduh, cocok untuk berburu sunset.
Musim kemarau: Biasanya air lebih jernih; tetap pantau prakiraan cuaca sebelum berangkat.
Pantai selatan identik dengan arus kuat—jangan berenang terlalu jauh, apalagi dekat karang.
Gunakan alas kaki saat menyusuri area berbatu.
Bawa pulang kembali sampah Anda; sediakan kantong terpisah untuk organik dan plastik.
Hormati warga lokal, jangan memaksakan drone bila ada larangan, dan jaga kenyamanan pengunjung lain.
Saya tiba di parkiran ketika langit masih keunguan. Warung kecil di tepi pasir baru membuka pintu; suara engsel kayu bersahut dengan debur ombak yang berat.
Seorang ibu menyapa, “Mau kelapa muda, Mas?” Saya mengangguk, lalu duduk di bangku panjang menghadap lautan. Perlahan sinar matahari merayap di permukaan air, membuat karang di kejauhan seperti gerbang raksasa.
Seorang bapak penjaga menegur ramah, “Kalau ombak lagi tinggi, jangan di bibir karang ya.” Saya hanya tersenyum, menaruh kamera, dan menikmati detik-detik ketika Srau berubah dari biru kelam menjadi toska terang tenang, sunyi, dan rasanya ingin berlama-lama.
Pantai Srau menawarkan paket lengkap: HTM ramah kantong, rute jelas, serta tiga teluk indah dalam satu kunjungan. Datanglah pagi atau sore untuk cahaya terbaik, siapkan kendaraan prima, dan prioritaskan keselamatan di pantai selatan.
Jika Anda mencari pantai bersih, tenang, dan fotogenik di Pacitan Srau adalah jawabannya. Agendakan perjalanan Anda, rangkai tenda di pasir putihnya, dan biarkan debur ombak menjadi musik latar liburan yang tak mudah dilupakan.