Rute & Harga Tiket Masuk Sentono Gentong Pacitan Terbaru Akses Mudah, View 360°, dan Tips Hemat – Rute dan Harga Tiket Masuk Sentono Gentong Pacitan adalah hal pertama yang dicari banyak traveler sebelum menatap sunrise dari bukit ikonik di Desa Dadapan, Pringkuku.
Dari sini, Anda bisa melihat teluk, kota, hingga pegunungan dalam satu panorama 360°. Aksesnya mudah, biaya masuknya ramah kantong, dan fasilitasnya terus dibenahi warga setempat pas untuk short escape, hunting foto, atau sekadar ngopi sambil menunggu langit berubah warna.
Sentono Gentong adalah gardu pandang alami di perbukitan utara Pacitan. Lokasinya dekat jalur utama, sehingga mudah diakses motor maupun mobil keluarga. Daya tarik utamanya adalah sudut pandang luas yang menampilkan Teluk Pacitan, garis pantai, dan gemerlap citylights saat malam. Banyak pengunjung datang subuh untuk menangkap golden hour, lalu turun ketika matahari mulai terik.
Dari pusat kota, arahkan kendaraan ke Jalur Lintas Selatan (JLS) menuju utara. Setelah melewati kawasan pantai kota, lanjutkan hingga wilayah Desa Dadapan. Perhatikan penunjuk arah lokal menuju gang masuk bukit; jalan cor cukup bersahabat dan dapat dilalui mobil kecil. Dari area parkir warga, jarak ke titik pandang relatif dekat.
Ikuti jalur Solo–Pacitan hingga mendekati area Pringkuku. Masuk ke Desa Dadapan dan cari rambu sederhana ke Sentono Gentong. Jalannya relatif mulus, namun tetap jaga kecepatan di tikungan perbukitan. Disarankan menggunakan gigi rendah pada tanjakan untuk menjaga traksi, terutama saat jalan basah.
Anda bisa naik bus jurusan Solo–Pacitan dan turun di sekitar Dadapan. Lanjutkan jalan kaki/ojek desa menuju area parkir. Pada hari ramai, sering ada pick-up warga yang membantu antar-jemput ke titik atas. Siapkan uang tunai kecil untuk memudahkan transaksi lokal.
Simpan peta offline sebelum berangkat untuk antisipasi sinyal.
Datang lebih pagi agar mudah parkir dan leluasa memilih spot foto.
Gunakan alas kaki ber-sole anti-slip karena beberapa titik berbatu.
Per 2025, patokan HTM mulai sekitar Rp10.000 per orang. Anak-anak kerap digratiskan atau dikenai biaya lebih rendah, tergantung kebijakan pengelola setempat.
Parkir umumnya tersedia di lahan warga; biaya bisa sukarela atau tarif kecil untuk motor/mobil. Jam kunjungan pada praktiknya fleksibel—banyak yang datang subuh hingga malam untuk menikmati citylights.
Namun, kebijakan kunjungan malam dapat menyesuaikan kondisi setempat, jadi bijak untuk mengecek info terbaru saat hari-H.
Catatan: Harga dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perbaikan fasilitas/seasonal event. Siapkan uang tunai karena jarang tersedia pembayaran digital.
Fasilitas inti meliputi area parkir, gazebo/saung untuk berteduh, mushola, toilet, dan warung kecil. Di area puncak, beberapa spot foto menghadap teluk dan kota; golden hour pagi maupun senja memberikan gradasi warna langit yang dramatis. Malam hari, citylights Pacitan jadi latar yang memesona untuk long exposure—bawa tripod mini agar hasil foto stabil.
Sentono Gentong kerap digunakan sebagai lokasi kegiatan paralayang. Sifatnya tidak setiap hari, tergantung cuaca dan agenda komunitas. Jika beruntung, Anda bisa melihat pilot melayang di atas teluk—pengalaman visual yang menambah nilai kunjungan.
Itinerary singkat (4–6 jam):
04.30–05.00: Tiba di parkir, jalan santai ke spot utama.
05.00–06.30: Sunrise, foto-foto, rehat di gazebo.
06.30–07.30: Sarapan di warung (kopi, mi hangat, gorengan).
07.30–09.00: Menikmati view kota & teluk, turun sebelum matahari terlalu terik.
Estimasi biaya per orang:
HTM: ± Rp10.000
Parkir: Rp2.000–Rp5.000 (motor) / Rp5.000–Rp10.000 (mobil, jika diberlakukan)
Konsumsi ringan: Rp10.000–Rp30.000
Total hemat masih di bawah Rp50.000, belum termasuk bensin/ojek desa.
Basis terbaik adalah pusat Kota Pacitan karena pilihannya beragam: homestay, guest house, hingga hotel budget. Menginap di kota memudahkan Anda mengejar sunrise di Sentono Gentong sekaligus blusukan ke destinasi lain seperti pantai-pantai di selatan. Pastikan memilih penginapan dengan area parkir memadai jika membawa mobil keluarga.
Selepas menikmati pemandangan, sempatkan mencicipi kuliner pacitan tahu tuna, tiwul, nasi pecel, dan olahan ikan segar. Untuk bekal ringan, bawa air mineral dan snack pribadi, lalu isi ulang energi di warung-warung dekat lokasi atau saat kembali ke pusat kota.
Pagi buta–pagi: cahaya lembut, kabut tipis sering hadir saat kemarau.
Menjelang senja–malam: warna langit hangat, lalu citylights menutup hari.
Musim hujan: periksa cuaca; kabut/hujan lebat mengurangi visibilitas.
Keamanan: tetap di jalur, hindari berdiri di tepi tebing, dan perhatikan anak-anak. Bawa jaket tipis karena angin bukit bisa menusuk saat subuh.
Ponsel/peta offline + power bank.
Sepatu ber-sole grip, lampu senter/headlamp untuk trip subuh.
Jaket tipis, topi, dan sunscreen.
Uang tunai kecil untuk tiket, parkir, dan konsumsi.
Plastik ziplock untuk melindungi perangkat saat gerimis.
Saya tiba sekitar pukul lima, saat lampu kota masih berpendar. Seorang ibu warung menyapa, “Nunggu matahari ya, Mas?” sambil menyiapkan segelas kopi. Angin bertiup pelan; dari kejauhan suara azan menyatu dengan desau daun.
Ketika garis jingga pertama muncul, teluk memantulkan cahaya lembut seolah Pacitan perlahan bangun. Beberapa pengunjung berbisik kagum, dan seorang bapak bercerita tentang anaknya yang belajar paralayang di bukit ini. Momen sederhana, tapi membekas.
Sentono Gentong menghadirkan kombinasi jarang: rute mudah, tiket murah, view 360°, dan suasana ramah. Dengan persiapan sederhana datang di jam emas, cek cuaca, dan jaga keselamatan kunjungan Anda akan maksimal.
Masukkan Sentono Gentong ke itinerary Pacitan Anda, nikmati udara bukit yang sejuk, dan pulang dengan foto-foto yang bercerita.